II. Pemupukan
Lewat Daun
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Pemupukan merupakan
salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam usaha peningkatan hasil
produksi. Pemupukan atau pemberian pupuk pada lahan sekitar tanaman dapat
dengan cara ditungal, disebar, diberikan diatas tanah atau disebelah tanaman.
Sedangkan untuk pupuk cair dengan cara penyemprotan pada daun, bersama
dengan air pengairan disemprotkan sebagai perlakuan tambahan. Tujuan pemupukan
adalah menambahkan persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga
tanaman dapat tumbuh lebih subur sebagai konsekuensi terpenuhinya unsur hara
yang diperlukannya. Pemupukan yang dilaksanakan secara tepat atau
rasional dan tak berlebihan dapat menjamin tercapai hasil produksi yang
benar-benar maksimal jika faktor-faktor yang lain seperti terkendalinya
hamapenyakit maupun sistem pengairan yang dilakukanturut mendukung proses
produksi.
kemajuan teknologi
menyebabkan adanya berbagai cara pemupukan dan dengan berbagai macam pula jenis
dan bentuk pupuk. Pupuk ada yang berupa butiran atau tablet, serbuk atau bubuk
dan ada juga yang berupa cair. Pupuk tablet digunakan dengan membenamkannya
pada lahan, sedangkan pupuk serbuk ditaburkan di atas tanaman. berbeda lagi
dengan pupuk cair, pupuk cair digunakan dengan menyemprotkan pada tanaman
secara langsung. Pada umumya penyemprotannya adalah memalui daun karena di daun
terdapat stomata, dengan demikian akan mudah diserap oleh tanaman.
Pemupukan melalui daun ini dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada waktu
inilah stomata akan terbuka secara maksimal.
Pupuk daun pada umumnya
diberikan bagi pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Fe, Cu, dan Mn. Daun
merupakan tempat terjadinya fotosintesis pada tanaman itu sendiri dan oksigen.
Pemupukan tanaman lewat daun diharapkan lebih efektif karena disamping
penyerapan unsur haranya lebih cepat juga bisa menghindari kejenuhan pada tanah
serta dapat memenuhi kebutuhan unsur hara mikro dari tanah yang terbatas.
2. Tujuan
Praktikum
Tujuan dari kegiatan
praktikum Pemupukan Lewat Daun adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk daun
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
3. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum Pemupukan
Lewat Daun dilaksanakan pada hari Selasa tanggal, 29 Mei 2012 pukul 15;00-16;00
WIB. Bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Pupuk
adalah suatu benda atau senyawa yang jika diberikan di dalam tanah akan
mempertahankan kesuburan tanah. Atau dapat juga dikatakan bahwa pupuk adalah
suatu senyawa yang digunakan untuk menambah keadaan fisik, kimiawi dan biologi
dari tanaman sehingga memberikan yang sesuai dengan kesuburan tanaman untuk
dapat tumbuh dengan baik. Pupuk biasanya mengandung satu atau lebih
unsure-unsur hara ata zat makanan
tambahan, yang mana dapat berguna bagi tanaman. disampng unsure-unsur hara
tersebut juga mengandung unsure-unsur lain, missal zat pengisi, zat penolak air
dan zat ikutan lainnya. Pemupukan adalah suatu usaha pemberian unsure-unsur
atau pupuk ke dalam tanah agar sifat fisik, kimia, biologi tanah sesuai dengan
baik (Anonim,
2010).
Pupuk
daun merupakan salah satu jenis pupuk anorganik majemuk. Disebut demikian
karena pembuatan pupuk daun bertujuan agar unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya dapat diserap oleh daun atau untuk pembentukan zat hijau daun. Itulah
salah satu kelebihan pupuk daun. Penyerapan unsur hara dalam pupuk daun memang
dirancang berjalan lebih cepat dibanding dengan pupuk akar. Tanaman akan tumbuh
cepat dan media tanam tidak rusak akibat pemupukan yang terus menerus. Oleh
karena itu, pemupukan melalui daun dianggap lebih efektif dibandingkan dengan
pupuk akar. Sayangnya, pupuk daun mempunyai sifat cepat menguap sehingga
pelaksanaannya hanya pada pagi atau sore hari saja. (Lingga, 2004)
Pemupukan lewat daun sekarang diterapkan secara luas
dalam aplikasi hara mikro pada banyak
tanaman pohon dan sayuran. Akan tetapi, pemupukan lewat daun utama
umumnya belum berhasil dan belum banyak mendapatkan perhatian. Namun demikian, penelitian telah menunjukkan bahwa selama
pengisian biji terjadi akumulasi beberapa unsure hara yang cukup berarti dalam
biji-biji yang sedang berkembang, translokasi dari dua pengurasan beberapa
unsur hara (khususnya N, P, K dan S) dalam daun daun dan bagian vegetatif
lainnya, dan suatu penurunan laju fotosintesis dalam daun dengan suatu
penurunan dalam gula-gula terlarut di berbagai bagian tanaman. Jadi, aplikasi hara lewat daun selama periode
pengisian biji merupakan suatu potensi untuk meningkatkan hasil (Engelstad, 2007).
Apabila daun diberi pupuk yang mempunyai konsentrasi
yang tepat dan dapat dimanfaatkan maka akan merangsang pembelahan sel, sehingga
dapat meningkatkan panjang tanaman. Jumlah daun berperan penting dalam proses
fotosintesis dan absorbsi makanan dari luar. Pemberian pupuk akan lebih efektif
diberikan melalui daun daripada melalui media. Hal ini disebabkan daun mampu
menyerap pupuk sekitar 90% sedangkan akar mampu menyerap pupuk sekitar 10 % (
Triwanto dan Syarifudin , 2003).
Daun sebagaimana kita ketahui mulut yang lazim
disebut mulut daun atau stomata. Stomata
ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan turgordari
sel-sel penutup. Air dalam daun
berkurang dengan cara otomatis stomata menutup. Seandainya yang kita semprotkan
tadi bukan air tetapi larutan pupuk yang mengandung berbagai jenis hara
(bergantung padapupuknya) maka tanaman bukan sajamenyerap air tetapi sekaligus
zat-zat makanan yng dibutuhkan oleh tanaman bagi pertumbuhannya. Inilah yang disebut penyerapan hara lewat
daun tersebut yang lebih cepat. Dengan
demikian pupuk yang sifatnya cepat menguap seperti pupuk N amat menguntungkan
jika diberikan lewat daun (Orchard, 2003).
C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1. Alat
a. Gelas
ukur
b. Penggaris
c. Timbangan
d. Oven
e. Dan
label
2. Bahan
a. Benih
sawi 5 biji
b. Pupuk
daun dalam kemasan
c. Tanah
d. Polybag
3. Cara
kerja
a. Menyiapkan
media tanam pada polybag yang tersedia lalu media tanam dibasahi dengan air
secukupnya.
b. Kemudian
menanam benih dan memeliharanya
c. Melakukan
penyemprotan pupuk daun pada umur 14, 21, 28 HST dengan kondisi pupuk daun 2,5
cc/l. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan perlakuan kelompok masing-masing.
D. Hasil Pengamatan
1. Tinggi
Tanaman Per Kelompok
Tabel 2.1: Hasil pengamatan tinggi
tanaman sawi
Tinggi Tanaman
Minggu ke
|
Tinggi Tanaman
Ulangan (cm)
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
I
|
6
|
6
|
6
|
5
|
5
|
II
|
9,5
|
9
|
9
|
8,5
|
8
|
III
|
10,5
|
10
|
10
|
9,5
|
9
|
IV
|
12
|
11,7
|
11,6
|
10,3
|
9,8
|
V
|
12,9
|
12,4
|
12,2
|
11,9
|
10,5
|
Sumber : Laporan Sementara
2. Pengamatan
setelah panen
Tabel 2.1: Hasil pengamatan berat sawi
setelah panen
Bagian Tanaman
Sawi
|
Berat Segar
(g)
|
Berat Kering
(g)
|
Akar
|
0,03
|
0,01
|
Batang
|
0,82
|
0,08
|
Daun
|
1,00
|
0,01
|
Sumber : Laporan Sementara
E. Pembahasan
Sawi adalah
sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan
daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.
Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang
kadang-kadang mirip satu sama lain.
Di Indonesia penyebutan
sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica
rapa kelompok parachinensis,
yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi
putih (Brassica
rapakelompok pekinensis,
disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan.
Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi
sayur (untuk
membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra)
adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal
dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy
atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal
pula dalam dunia boga Indonesia.
Pupuk yang digunakan
dalam kegiatan praktikum adalah pupuk daun yang berbentuk cair. Pemupukan lewat
daun bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk daun terhadap tanaman sawi dan
efektifitas pupuk daun, serta untuk meningkatkan produktivitas daun pada
tanaman sawi. Unsur mikro yang terkandung dalam masing-masing pupuk daun cukup
lengkap yaitu : Fe, Cu, Mn, Mg, Mo, Ca, B, dan S. Unsur mikro tersebut cukup
penting peranannya karena dapat menunjang proses perkembangan vegetatif dan
generatif tanaman.
Praktikum pemupukan
lewat daun dilakukan selama 28 HST. Untuk hasil pengamatan pada minggu pertama
sawi sudah mulai tumbuh dengan kondisi tanaman yang kurang nutrisi. Hal
tersebut disebabkan jarak tanam pada tanaman sawi yang tidak teratur dan
penanaman dilakukan dengan disebar pada permukaan tanah sehingga batang tidak
mampu menopang daunnya karena lemahnya sistem perakaran. Pada minggu ke4 dilakukan
pemupukan lewat daun dengan cara disemprotkan ke bagian bawah daun. Hasil dari
pemupukan lewat daun adalah pada bagian batang semakin tinggi, daun hijau pekat
dan melebar. Karena tidak di imbangi dengan sistem perakaran yang kuat,
menyebabkan tanaman menjalar dipermukaan tanah.
Secara umum pemupukan
lewat daun dapat memberikan banyak manfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan tanaman. Seperti, daun yang semakin lebat ( hijau ) dan subur.
tetapi, dalam kegiatan prktikum pemberian pupuk daun dilakukan secara
berlebihan dan jangka waktu pemberian pupuk yang relatif lama menyebabkan sawi
tidak dapat tumbuh secara optimal.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari
praktikum Dasar Agronomi dengan judul “Pemupukan Lewat Daun” ini dan analisis
hasil percobaan yang kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
a.
Pupuk merupakan salah satu faktor
penting dalam pertumbuhan dan hasil tanaman
b. Pupuk daun yang paling baik diberikan atau disemprotkan
21 Hari Setelah Tanam.
c. Kandungan utaman dari pupuk daun adalah NPK yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
d. Hasil berbeda dari setiap kelompok dengan perlakuan yang
sama terjadi karena pengaruh faktor lain, misalnya intensitas penyiraman dan
perawatan tanaman atau kesalahan dalam pengukuran tinggi tanaman.
2.
Saran
Dari praktikum Dasar
Agronomi dengan judul “Pemupukan Lewat Daun” ini dan analisis hasil percobaan
yang kami lakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1.
Pemupukan lewat daun seharusnya
dilakukan tidak terlalu berlebihan agar berat tanaman tetap stabil dan sesuai
dengan sistem perakarannya.
2.
Penanaman sawi seharusnya diberi jangka
agar tanaman dapat berkembangbiak dan tumbuh dengan baik
3.
Pemberian pupuk yang baik seharunsya 21
setelah hari tanam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. http://www.kebonkembang.com/serba-serbi-rubrik-44/178-pupuk-kontroversi-seputar-pupuk-a-pemupukan-tanaman.html. diakses pada tanggal, 9 Juni 2012 pukul 13:00 WIB
Engelsted, 2007. Teknologi Dan
Penggunaan Pupuk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Lingga, P. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Orchard. 2003. Environmental Factors Plant and Crop Growth. University of New
England. New England.
Triwanto, J. Dan A. Syarifuddin. 2007. Pupuk
Daun dan Media Tumbuh pada Anggrek Cattleya. Jurnal Tropika. 6 ( 2 ): 208