Pages

Sabtu, 03 November 2012

laporan dasar agronomi kedalaman tanah


I.    Kedalaman dan Media Tanam
A.  Pendahuluan
1.   Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara agraris dimana daerah-daerah yang terdapat dikepulauan Indonesia mempunyai potensi untuk lahan pertanian. Lahan pertanian yang terdapat di Indonesia sangatlah luas sehingga pertanian dapat tumbuh dan berkembang baik. Optimalisasi pertanian merupakan usaha dalam bertani untuk meningkatkan produksi pertanian dengan usaha mengoptimalkan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan usahatani.
Kedalaman dan media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Pentebabnya pada setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Kedalaman sangat berpengaruh dalam faktor pertumbuhan tanaman. Kedalaman tanam tergantung juga pada tipe perkecambangan dan kandungan air serta oksigen pada media tanam.
 Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi-aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman-tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksinya baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan dan kandungan air serta oksigen pada media tanam. Umumnya benih dengan cotyledoneae yang muncul ke atas permukaan tanah, biasanya memerlukan penanaman dangkal daripada benih yang cotyledoneae bijinya tertinggal dibawah permukaan tanah.
2.   Tujuan Praktikum
Tujuan dari kegiatan praktikum Kedalaman Media Tanam adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanam.
3.   Waktu dan tempat praktikum
Praktikum Kadalaman Media Tanam dilaksanakan pada hari Selasa tanggal, 1 Mei 2012 pukul 15;00-16;00 WIB. Bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
















B.  Tinjauan Pustaka
terdapat interaksi kedalaman tanam dengan posisi benih terhadap daya kecambah benih, umur berkecambah, dan persen. Kedua faktor tersebut tidak berinteraksi nyata pada komponen pertumbuhan semai maupun bibit. Kedalaman tanam benih berpengaruh nyata hanya terhadap tinggi semai sedangkan posisi benih berpengaruh nyata pada panjang akar lateral, panjang akar tunjang, bobot kering akar, dan rasio tajuk-akar (Santoso, 2008).
Kedalaman tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, selain itu juga menentukan jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman. Kedalaman efektif tanah adalah suatu kedalaman yang diukur dari permukaan tanah sampai pada lapisan kedap air, yakni ; lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat ditentukan dari tingkat pelapukan humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan induk yang melapuk menjadi soil. Penyebaran kedalaman sedimen tanah di Kota Balikpapan dapat dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu :
1.   Kedalaman efektif antara 30 Cm sampai 60 Cm, seluas + 50% dari luas wilayah kota.
2.   Kedalaman efektif diatas 60 - 90 Cm, seluas + 40% dari luas wilayah kota.
3.   Kedalaman efektif diatas 90 Cm, seluas + 10% dari luas wilayah kota   (Anonim,2012).
Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil (Sutanto, 2002).
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.  Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (Parnata, 2004).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.   Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau.
2.   Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman (Suriadikarta, 2006).























C.  Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1.   Alat :
a.    Pot/polybag
b.   Tugal
c.    Meteran
d.   Kertas Label
e.    Timbangan
f.    Oven
2.   Bahan :
a.    Benih jagung 5 biji
b.   Kompos
c.    Tanah
3.   Cara Kerja
a.    Mengemburkan tanah sesuai prosedur pengelolaan tanah.
b.   Kemudian memasukkan tanah tersebut bersama kompos sesuai perlakuan masing-masing kedalam polybag, lalu diaduk dengan rata dan membasahi media tanam tersebut dengan air secukupnya.
c.    Penanaman benih sesuai dengan perlakuan dan dipelihara sampai panen.













D.  Hasil Pengamatan
1.   Berat Berangkasan Segar
Tabel 1.1: Hasil pengamatan berangkasan segar
No.
Bagian Tanaman Jagung
Berat (g)
1.
Akar
22,06g
2.
Batang
9,89g
3.
Daun
12,34g
Sumber: Laporan Sementara

2.   Berat Berangkasan Kering
Tabel 1.2: Hasil pengamatan berangkasan kering
No.
Bagian Tanaman Jagung
Berat (g)
1.
Akar
3,39g
2.
Batang
1,00g
3.
Daun
2,00g
Sumber: Laporan Sementara

3.     Tinggi Tanaman
Tabel 1.3 : Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman
Minggu ke
Ulangan

1
2
3
4
5
I
19 cm
16,5 cm
16 cm
16 cm
13 cm
II
43 cm
36,5 cm
36 cm
35,5 cm
35,5 cm
III
51 cm
45 cm
43,5 cm
43 cm
40 cm
IV
59 cm
50 cm
48 cm
47,5 cm
45 cm
V
66 cm
57 cm
53 cm
52 cm
49 cm
Sumber: Laporan Sementara

 










E.  Pembahasan
Jagung (Zea mays L.)merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Anonim,2012).
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).
Salah satu faktor yang memegang peranan dalam percobaan rumah kaca adalah penggunaan tanah yang lebih seragam.  Hal tersebut penting agar data yang digunakan dapat sama. Selain itu juga agar variabel media tanamnya sama (Hidajat A, 2000).
Tanah adalah sistem hidup yang mengolah setiap pupuk buatan yang diberikan dalam bentuk tersedia atau tidak tersedia untuk tanaman.  Pengatur utama proses ini adalah bahan organik tanah yang bertindak sebagai penyangga biologi yang mempertahankan penyediaan hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang untuk tanaman.  Penambahan bahan organik merupakan salah satu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman untuk meningkatkan atau mengoptimalkan manfaat pupuk.  Tanah yang miskin bahan organik akan berkurang daya penyangga dan keefisienan pupuk karena sebagian hilang dari lingkungan perakaran (Kristina. D,1996).
Faktor media tanam sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan yaitu nutrisi bagi tanaman. Tanaman akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan produk yang diminta jika media tanamnya sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Medium yang baik adalah medium yang dapat merembeskan air yang berlebihan dengan mudah, dapat menahan air untuk kebutuhan tanaman, subur, gembur, dan terdapat banyak unsur hara di dalamnya. Media tanam sering sekali diabaikan dalam usaha pertanian, padahal media tanam adalah pendukung utama terhadap hasil yang diperoleh (Sutomo,2005).
Dalam praktikum Kedalaman dan Media Tanam mengunakan perlakuan A2B3 yaitu dengan perbandingan tanah dan pupuk (2:1). Pada minggu ke1 jagung mengalami pertumbuhan yang cepat. Pada minggu ke2, pertumbuhan jagung mengalami kenaikan hingga 20%. Minggu ke 3-5  jagung mengalami pertumbuhan yang semakin lambat, karena kandungan nutrisi dan unsur hara dalam tanah semakin sedikit.
Minggu pertama sampai minggu ke5 (masa panen tanaman jagung) tanaman dalam keadaan hidup dan masih segar. Hal tersebut terjadi karena adanya unsur hara dan nutrisi dalam media tanah. Selain itu, tanaman jagung selalu mengalami masa perawatan seperti penyiraman air yang teratur sebagai kelangsungan proses fotosintesis. Hasil penimbangan berat berangkasan segar menunjukkan bahwa berat tanaman mencapai batas normal. Setelah tanaman di oven berat tanaman menyusut. Pada berat berangkasan segar akar jagung berkisar 22.06 g, setelah dioven berat berangkasan menjadi 3.39 g. Akar tanaman jagung mengalami penyusutan 18.67 g. Berat segar pada batang 9.89 g, setelah proses oven menjadi 1,00 g. Batang mengalami menyusutan sebesar 8.89 g. Dan berat segar daun 12.34g, setelah pengovenan berat daun jagung menjadi 2.00 g. Daun jagung mengalami penyusutan sebesar 10.34 g. Dari hasil penyutunan tersebut menunjukkan bahwa lama pemanasan pada tanaman sangat mempengaruhi berat kering tanaman.
Menurut Harwening, pertumbuhan jagung paling bagus adalah perlakuan A2B2 dengan perbandingan tanah : pupuk (4:1) dan kedalaman 2 cm. Pertumbuhan jagung terjadi semakin cepat karena percampuran tanah dan pupuk pada media merata. Pada kegiatan praktikum yang kami lakukan pertumbuhan yang paling cepat adalah perlakuan A2B3 (2:1) karena perbandingan antara pupuk dengan tanah tidak terlalu menonjol sehingga dalam percampuran lebih merata dan cadangan nutrisi pada tanaman lebih banyak.





















F.   Kesimpulan dan Saran
1.   Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum Kedalaman dan Media Tanam dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1.   Pupuk merupakan suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik.  unsur hara dalam pupuk dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.
2.   Salah satu faktor yang memegang peranan dalam percobaan rumah kaca adalah penggunaan tanah yang lebih seragam.
3.   Dalam praktikum Kedalaman dan Media Tanam mengunakan perlakuan A2B3 yaitu dengan perbandingan tanah dan pupuk (2:1).
4.   Jagung mengalami pertumbuhan yang semakin lambat, karena kandungan nutrisi dan unsur hara dalam tanah semakin sedikit.
5.   Pertumbuhan yang paling cepat adalah perlakuan A2B3 (2:1) karena perbandingan antara pupuk dengan tanah tidak terlalu menonjol sehingga dalam percampuran lebih merata.
6.   Keadaan tanaman sangat subur sehingga memperoleh berat berangkasan segar yang maksimal
2.   Saran
Dari praktikum Dasar Agronomi dengan judul “Kedalaman dan Media Tanam” dan analisis hasil percobaan yang kami lakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1.   Untuk kedalaman tanam jangan terlalu dangkal hal tersebut dapat mempengaruhi kekuatan akar tanaman jagung.
2.   Perbandingan pupuk dengan tanah sebaiknya 2:1 agar pupuk dengan tanah dapat tercampur secara merata.
3.   Perawatan pasca penanaman sangat penting agar tanaman tetap terjaga nutrisi dan kandungan haranya.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kedalaman Efektif Tanah. http://www. balikpapan.go.id /index .php?. diakses pada tanggal, 10 Juni 2012 pukul 14:09 WIB
Hidajat, A. 2000. Pedoman Bertani di Rumah Kaca. Vol V. Erlangga. Jakarta.
Kristina. D. 1996. Budidaya Pertanian. Jurnal Tropika.
option=com_balikpapan&task=geografis&se ctionid=geo5. Diakses pada tanggal, 5 juni 2012 pukul 15:19 WIB.
Parnata, Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta. PT Agromedia Pustaka.   Hal 15-18
Santoso, Bambang B. Bambang S. Purwoko. 2008. Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Berbagai Kedalaman dan Posisi Tanam Benih. Bul. Agron. (36) (1) 70 – 77 (2008).
Subroto, H. dan Awang Yusrani. 2005. Kesuburan dan Pemanfaatan Tanah. Bayumedia Publishing. Malang.
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2006.Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta. Kanisius.
Sutomo, Hadi. 2005. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press. Yogyakarta







0 komentar: