I.
Kedalaman
dan Media Tanam
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Negara Indonesia
merupakan Negara agraris dimana daerah-daerah yang terdapat dikepulauan
Indonesia mempunyai potensi untuk lahan pertanian. Lahan pertanian yang
terdapat di Indonesia sangatlah luas sehingga pertanian dapat tumbuh dan
berkembang baik. Optimalisasi pertanian merupakan usaha dalam bertani untuk
meningkatkan produksi pertanian dengan usaha mengoptimalkan faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan usahatani.
Kedalaman dan media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis
tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Pentebabnya
pada setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan
angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan
unsur hara. Kedalaman sangat berpengaruh dalam faktor pertumbuhan tanaman.
Kedalaman tanam tergantung juga pada tipe perkecambangan dan kandungan air
serta oksigen pada media tanam.
Tanah pada masa kini
sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang
secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penopang
tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain), dan secara biologis berfungsi sebagai
habitat biota (organisme) yang berpartisipasi-aktif dalam penyediaan hara
tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman-tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksinya baik
tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan dan kandungan air serta
oksigen pada media tanam. Umumnya benih dengan cotyledoneae yang muncul ke atas
permukaan tanah, biasanya memerlukan penanaman dangkal daripada benih yang
cotyledoneae bijinya tertinggal dibawah permukaan tanah.
2.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari kegiatan praktikum
Kedalaman Media Tanam adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman media tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanam.
3.
Waktu dan tempat praktikum
Praktikum Kadalaman
Media Tanam dilaksanakan pada hari Selasa tanggal, 1 Mei 2012 pukul 15;00-16;00
WIB. Bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
terdapat interaksi
kedalaman tanam dengan posisi benih terhadap daya kecambah benih, umur
berkecambah, dan persen. Kedua faktor tersebut tidak berinteraksi nyata pada
komponen pertumbuhan semai maupun bibit. Kedalaman tanam benih berpengaruh
nyata hanya terhadap tinggi semai sedangkan posisi benih berpengaruh nyata pada
panjang akar lateral, panjang akar tunjang, bobot kering akar, dan rasio
tajuk-akar (Santoso, 2008).
Kedalaman
tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, selain itu
juga menentukan jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman. Kedalaman
efektif tanah adalah suatu kedalaman yang diukur dari permukaan tanah sampai
pada lapisan kedap air, yakni ; lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat
ditentukan dari tingkat pelapukan humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan
induk yang melapuk menjadi soil. Penyebaran kedalaman sedimen tanah di Kota
Balikpapan dapat dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu :
1.
Kedalaman efektif antara 30 Cm sampai 60 Cm, seluas +
50% dari luas wilayah kota.
2.
Kedalaman efektif diatas 60 - 90 Cm, seluas + 40% dari
luas wilayah kota.
3.
Kedalaman efektif diatas 90 Cm, seluas + 10% dari luas
wilayah kota (Anonim,2012).
Pupuk dapat digolongkan
menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah
pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk
kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal
dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara
yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi
kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik
adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan
kimia sehingga memiliki kandungan persentase yang tinggi. Contoh pupuk
anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil (Sutanto, 2002).
Pupuk organik adalah pupuk yang
tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung
banyak bahan organik daripada kadar haranya.
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (Parnata, 2004).
Pupuk kandang
adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk
kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti
kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.
Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari
air kencing (urine) hewan. Pupuk
kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro)
banyak mengandung unsur fosfor,
nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang
terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium,
belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak
tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran
padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.
Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal
dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak
menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau.
2.
Pupuk panas adalah pupuk yang berasal
dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga
menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.
Pupuk
kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai
daya ikat ion yang tinggi sehingga
akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain
itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan
tanaman bia optomal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri
dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika
belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.
Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan
bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara
dibenamkan, sehingga penguapan
unsur hara akibat prose kimia
dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair
paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat
dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman (Suriadikarta,
2006).
C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1.
Alat :
a.
Pot/polybag
b.
Tugal
c.
Meteran
d.
Kertas Label
e.
Timbangan
f.
Oven
2.
Bahan :
a.
Benih jagung 5 biji
b.
Kompos
c.
Tanah
3.
Cara Kerja
a.
Mengemburkan tanah sesuai prosedur
pengelolaan tanah.
b.
Kemudian memasukkan tanah tersebut
bersama kompos sesuai perlakuan masing-masing kedalam polybag, lalu diaduk
dengan rata dan membasahi media tanam tersebut dengan air secukupnya.
c.
Penanaman benih sesuai dengan perlakuan
dan dipelihara sampai panen.
D. Hasil Pengamatan
1.
Berat Berangkasan Segar
Tabel 1.1: Hasil pengamatan berangkasan segar
No.
|
Bagian Tanaman Jagung
|
Berat (g)
|
1.
|
Akar
|
22,06g
|
2.
|
Batang
|
9,89g
|
3.
|
Daun
|
12,34g
|
Sumber: Laporan Sementara
2.
Berat Berangkasan Kering
Tabel 1.2: Hasil pengamatan berangkasan kering
No.
|
Bagian Tanaman Jagung
|
Berat (g)
|
1.
|
Akar
|
3,39g
|
2.
|
Batang
|
1,00g
|
3.
|
Daun
|
2,00g
|
Sumber: Laporan Sementara
3.
Tinggi Tanaman
Tabel 1.3 :
Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman
Minggu ke
|
Ulangan
|
||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
I
|
19 cm
|
16,5 cm
|
16 cm
|
16 cm
|
13 cm
|
II
|
43 cm
|
36,5 cm
|
36 cm
|
35,5 cm
|
35,5 cm
|
III
|
51 cm
|
45 cm
|
43,5 cm
|
43 cm
|
40 cm
|
IV
|
59 cm
|
50 cm
|
48 cm
|
47,5 cm
|
45 cm
|
V
|
66 cm
|
57 cm
|
53 cm
|
52 cm
|
49 cm
|
Sumber: Laporan Sementara
E. Pembahasan
Jagung (Zea mays L.)merupakan
salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga
menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung
sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam
sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari
bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau
maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil
bahan farmasi (Anonim,2012).
Jagung
termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong
berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar
berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi
sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon
tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang
dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas
unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat
organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman
dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode
pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir
ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan
pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta
berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam
tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil
pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui
sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan,
2006).
Salah satu faktor yang memegang peranan dalam percobaan rumah kaca adalah
penggunaan tanah yang lebih seragam. Hal tersebut penting agar data yang
digunakan dapat sama. Selain itu juga agar variabel media tanamnya sama (Hidajat A, 2000).
Tanah adalah sistem hidup yang mengolah setiap pupuk buatan yang diberikan
dalam bentuk tersedia atau tidak tersedia untuk tanaman. Pengatur utama
proses ini adalah bahan organik tanah yang bertindak sebagai penyangga biologi
yang mempertahankan penyediaan hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang untuk
tanaman. Penambahan bahan organik merupakan salah satu tindakan perbaikan
lingkungan tumbuh tanaman untuk meningkatkan atau mengoptimalkan manfaat pupuk.
Tanah yang miskin bahan organik akan berkurang daya penyangga dan keefisienan
pupuk karena sebagian hilang dari lingkungan perakaran (Kristina. D,1996).
Faktor media
tanam sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan yaitu nutrisi bagi
tanaman. Tanaman akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan produk yang diminta
jika media tanamnya sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Medium yang baik
adalah medium yang dapat merembeskan air yang berlebihan dengan mudah, dapat
menahan air untuk kebutuhan tanaman, subur, gembur, dan terdapat banyak unsur
hara di dalamnya. Media tanam sering sekali diabaikan dalam usaha pertanian,
padahal media tanam adalah pendukung utama terhadap hasil yang diperoleh (Sutomo,2005).
Dalam
praktikum Kedalaman dan Media Tanam mengunakan perlakuan A2B3
yaitu dengan perbandingan tanah dan pupuk (2:1). Pada minggu ke1 jagung
mengalami pertumbuhan yang cepat. Pada minggu ke2, pertumbuhan jagung mengalami
kenaikan hingga 20%. Minggu ke 3-5
jagung mengalami pertumbuhan yang semakin lambat, karena kandungan
nutrisi dan unsur hara dalam tanah semakin sedikit.
Minggu
pertama sampai minggu ke5 (masa panen tanaman jagung) tanaman dalam keadaan
hidup dan masih segar. Hal tersebut terjadi karena adanya unsur hara dan
nutrisi dalam media tanah. Selain itu, tanaman jagung selalu mengalami masa
perawatan seperti penyiraman air yang teratur sebagai kelangsungan proses
fotosintesis. Hasil penimbangan berat berangkasan segar menunjukkan bahwa berat
tanaman mencapai batas normal. Setelah tanaman di oven berat tanaman menyusut.
Pada berat berangkasan segar akar jagung berkisar 22.06 g, setelah dioven berat
berangkasan menjadi 3.39 g. Akar tanaman jagung mengalami penyusutan 18.67 g.
Berat segar pada batang 9.89 g, setelah proses oven menjadi 1,00 g. Batang
mengalami menyusutan sebesar 8.89 g. Dan berat segar daun 12.34g, setelah
pengovenan berat daun jagung menjadi 2.00 g. Daun jagung mengalami penyusutan
sebesar 10.34 g. Dari hasil penyutunan tersebut menunjukkan bahwa lama
pemanasan pada tanaman sangat mempengaruhi berat kering tanaman.
Menurut
Harwening, pertumbuhan jagung paling bagus adalah perlakuan A2B2
dengan perbandingan tanah : pupuk (4:1) dan kedalaman 2 cm. Pertumbuhan jagung
terjadi semakin cepat karena percampuran tanah dan pupuk pada media merata.
Pada kegiatan praktikum yang kami lakukan pertumbuhan yang paling cepat adalah
perlakuan A2B3 (2:1) karena perbandingan antara pupuk
dengan tanah tidak terlalu menonjol sehingga dalam percampuran lebih merata dan
cadangan nutrisi pada tanaman lebih banyak.
F.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum
Kedalaman dan Media Tanam dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Pupuk
merupakan suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik. unsur hara dalam pupuk dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.
2.
Salah satu
faktor yang memegang peranan dalam percobaan rumah kaca adalah penggunaan tanah
yang lebih seragam.
3. Dalam
praktikum Kedalaman dan Media Tanam mengunakan perlakuan A2B3 yaitu
dengan perbandingan tanah dan pupuk (2:1).
4.
Jagung mengalami pertumbuhan yang semakin lambat,
karena kandungan nutrisi dan unsur hara dalam tanah semakin sedikit.
5.
Pertumbuhan yang paling cepat adalah perlakuan A2B3
(2:1) karena perbandingan antara pupuk dengan tanah tidak terlalu menonjol
sehingga dalam percampuran lebih merata.
6.
Keadaan tanaman sangat subur sehingga memperoleh berat
berangkasan segar yang maksimal
2.
Saran
Dari praktikum Dasar
Agronomi dengan judul “Kedalaman dan Media Tanam” dan analisis hasil percobaan
yang kami lakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1.
Untuk kedalaman tanam jangan terlalu dangkal hal tersebut
dapat mempengaruhi kekuatan akar tanaman jagung.
2.
Perbandingan pupuk dengan tanah sebaiknya 2:1 agar
pupuk dengan tanah dapat tercampur secara merata.
3.
Perawatan pasca penanaman sangat penting agar tanaman
tetap terjaga nutrisi dan kandungan haranya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kedalaman Efektif
Tanah. http://www.
balikpapan.go.id /index .php?. diakses pada tanggal, 10 Juni 2012 pukul
14:09 WIB
Hidajat, A. 2000. Pedoman Bertani
di Rumah Kaca. Vol V. Erlangga. Jakarta.
Kristina. D. 1996. Budidaya
Pertanian. Jurnal Tropika.
option=com_balikpapan&task=geografis&se ctionid=geo5. Diakses pada tanggal, 5 juni
2012 pukul 15:19 WIB.
Parnata,
Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta. PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18
Santoso, Bambang B. Bambang S.
Purwoko. 2008. Pertumbuhan Bibit
Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Berbagai Kedalaman dan Posisi
Tanam Benih. Bul. Agron.
(36) (1) 70 – 77 (2008).
Subroto, H. dan Awang Yusrani. 2005. Kesuburan dan
Pemanfaatan Tanah. Bayumedia Publishing. Malang.
Suriadikarta,
Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2006.Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Sutanto,
Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Jakarta. Kanisius.
Sutomo, Hadi. 2005. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM
Press. Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar